BEKERJA EFEKTIF SAAT WFH

          Siapa dari kita yang tidak terdampak Pandemi Covid-19? Saya rasa semua pasti akan menjawab iya. Pandemi Covid-19 dengan serta merta telah mengubah tatanan kehidupan manusia di seluruh muka bumi. Bahkan negara adidaya pun tak ada yang siap dengan momentum yang terjadi secara tiba-tiba.

            Kalau kita cermati, sebenarnya sistem kehidupan manusia berjalan seperti biasa. Sehari tetap berdurasi dua puluh empat jam, makan tiga kali sehari, bahkan jadwal berita di televisi juga masih tepat pada waktunya. Namun yang berbeda adalah tata kehidupan kita. Yang dulunya kita bisa bebas berlalu-lalang di tengah keramaian namun sekarang dibatasi. Tentunya semua protokol kesehatan yang telah disebarluaskan adalah usaha untuk mengembalikan alam dari ancaman virus Covid-19.

            Jika ada yang bertanya sampai kapan? Ini tak akan ada yang bisa menjawab. Yang kita bisa lakukan hanya berbuat yang terbaik. Seperti apa yang disampaikan Henry Manampiring dalam buku Filosofi Teras bahwa di dalam situasi yang paling menyakitkan dan tidak manusiawi, hidup masih bisa memiliki makna, dan karenanya, penderitaan pun dapat bermakna (meaningful). Kita tidak bisa memilih situasi kita, tetapi kita selalu bisa menentukan sikap (attitude) kita atas situasi yang sedang kita alami.

            Pandemi mengajarkan kita untuk berbenah. Mencari solusi dan inovasi dari zona yang tidak nyaman. Situasi dan kondisi setiap manusia memang pasti berbeda-beda namun ada satu hal yang sama yaitu tekad untuk bisa tetap bertahan dalam situasi yang tak bisa kita prediksi.

            Bagi sebagian pekerja mungkin membiasakan diri bekerja dari rumah atau yang biasa disingkat WFH adalah hal baru yang mau tidak mau harus dilakukan. Bekerja dari rumah bukan berarti liburan. Tapi tetap bekerja sesuai dengan target namun dengan lokasi yang berbeda. Sesungguhnya wacana WFH ini juga sudah didengungkan sebelum Pandemi oleh generasi milenial melalui berbagai tulisan dan informasi di berbagai media, salah satunya melalui Buku Millenials Kill Everything yang mengungkapkan bahwa 77% milenial mengatakan memiliki jam kerja yang fleksibel, tak lagi di kantor 9-to-5, akan membuat mereka lebih produktif.

            Namun bagaimana dengan para pekerja yang sudah terbiasa dengan metode bekerja dari kantor? Bekerja delapan jam setiap hari di kantor sangat berbeda dengan bekerja delapan jam di rumah. Berbagai kondisi tertentu dapat menganggu fokus dan konsentrasi dari para pekerja. Belum lagi semua aktifitas pertemuan dilaksanakan via daring (dalam jaringan). Metode komunikasi tatap muka yang biasa dilaksanakan untuk mencari solusi, kini harus dilaksanakan secara online yang tentunya akan memerlukan fokus yang lebih tinggi, kalau tidak, bisa saja menimbulkan gagal paham.

            Ada banyak hal positif juga yang bisa kita dapatkan dari metode work from home. Salah satunya adalah efisiensi. Bayangkan berapa banyak pengeluaran selama kita bekerja di kantor, mulai dari biaya transportasi, biaya makan siang, biaya ngopi, belum lagi biaya untuk laundry pakaian seragam. Berikut adalah beberapa cara agar tetap bisa bekerja secara efektif dan produktif selama di rumah.

  •       Jangan membedakan waktu.

Sering dari kita salah paham dengan WFH. Banyak yang menggunakan waktu bekerja dengan hal-hal yang sifatnya pribadi. Akibatnya pekerjaan yang seharusnya sudah selesai dilaksanakan menjadi menumpuk dan membuat stress para pekerja.

  •      Media komunikasi harus selalu aktif selama jam kerja.

Satu-satunya metode komunikasi selama WFH adalah secara daring (dalam jaringan), baik menggunakan whatssap, email, zoom atau yang lainnya. Hal yang sering dilakukan para pekerja ketika berada di rumah adalah meletakkan handphone di tempat yang tidak terdengar atau bahkan digunakan menonton youtube oleh anak, sehingga ketika ada panggilan darurat dari kantor tidak bisa direspon dengan cepat.

  •  Tetap berpenampilan selayaknya kita bekerja di kantor.

Para pekerja sering menganggap WFH adalah hari libur. Nyatanya tidak. Selama WFH sebaiknya para pekerja tetap melaksanakan rutinitas selayaknya sedang bekerja di kantor, termasuk juga dalam hal berpenampilan. Jangan sampai ketika jam kerja, para pekerja ada yang baru bangun tidur dan bahkan ada yang belum mandi saat zoom meeting. Hal ini tentunya akan menganggu konsentrasi dan fokus para pekerja terutama dalam membahas hal-hal yang sifatnya krusial.

  •  Meninggalkan rumah hanya untuk alasan penting

Protokol kesehatan menghimbau kita semua untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah dari rumah. Selain untuk mencegah penyebaran Covid-19, berada di rumah saat jam kerja juga penting untuk diperhatikan karena ketika ketika ada data-data yang diperlukan segera, para pekerja akan lebih cepat untuk memenuhinya. Bayangkan jika pada saat jam kerja, kita malah jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, tentunya hal ini sangat menghambat kinerja para pekerja apalagi organisasi

  •   Memperbaharui digital mindset.

Pandemi memaksa kita untuk paham akan dunia digital. Jika sebelumnya istilah digital hanya untuk generasi milenial, kini semua rentang usia harus memahaminya. Dalam kondisi WFH penting bagi para pekerja untuk memperbaharui digital mindset. Mencari cara yang paling efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan terus menggali hal-hal baru dalam dunia digital. Sehingga para pekerja dapat lebih produktif meskipun bekerja secara jarak jauh.

            Membiasakan diri untuk bekerja dari rumah memang tak semudah yang dibayangkan. Banyak tantangan yang pasti akan kita temui. Namun disanalah kita dituntut untuk terus aktif menemukan metode-metode yang bisa meningkatkan efektifitas bekerja dari rumah. Selamat bekerja bagi para pejuang WFH. Semoga pandemi ini segera berlalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU

KEPUASAN APA YANG KITA CARI ? #Selfjourney1

THE JERSEY, MEMADUKAN GAYA DENGAN KENYAMANAN